Sabtu, 13 Juni 2009

review ketika cinta bertasbih


hmmm kayaknya gue termasuk orang yang sedikit norak sama film Indonesia...hoho bayangin aja gue sampe ngantri-ngantri buat beli tuh tiket.... dari jam 5 dateng ke 21 dengan harapan bisa nonton yang jam 5.40.....eh ternyata tiketnya dah habis semua..alhasil nonton yang jam 8.15 dehhhhh... and untungnya gw datengnya jam 7.30 jadi ga nunggu lama... loh kok? ya iyalah kan gue nitip beli tiket sama temen gue yang baik hati hahahaha jadi gue ga perlu ngantri gitu wkwk...

Mungkin gue norak sama film Indonesia yang gue anggap spesial...maksud gue film yang emang pantas gue anggap film, bukan film yang dibuat dengan asal-asalan yang ga jelas alur cerita nya, yang maksa banget alurnya, yang jayus karakternya, yang cuma ngejar rating, yang ***** harus gue sensor takut ada yang merasa tersinggung (takut jadi the next Prita kasus OMNI), yang menjual pornografi yang murahan dikemas dengan komedi, and yang latah-latahan misalnya kalo film bertema horor lagi in trus ga lama..banyak film yang betema sama bermunculan. yeah those the reasons why i prefer to watch hollywood movies.

Para Pemeran Tokoh Ketika Cinta Bertasbih



Review
Film ini berkisah tentang percintaan bernuansa islami yang diangkat dari sebuah novel best seller di dalam negeri maupun asia tenggara (kalo ga salah..duh gue lupa...mudah-mudahan bener). Film ini lebih banyak mengambil syuting di Cairo yah untuk menggambarkan kehidupan mahasiswa perantauan Indonesia di negeri orang.

Tokoh utama dalam film ini bernama Azzam yang terlibat dalam konflik percintaan, sahabat, dan keluarga. Konflik ini berawal ketika Azzam dikejar-kejar oleh Eliana (Alice Norin) seorang wanita yang cantik yang berasal dari keluarga yang terpandang (ayahnya seorang dubes Indonesia untuk Mesir). Namun, tampaknya Azzam sama sekali tidak memperdulikan perhatian yang diberikan oleh Eliana. Konflik percintaan pun tidak hanya dialami oleh Azzam namun juga teman satu rumahnya, Fadhil (Lucky Perdana). Sepertinya konflik utama dimulai ketika Azzam bertemu dengan seorang wanita bernama Anna Althafunnisa secara tidak disengaja di pinggir jalan. Azzam yang pada saat itu sedang berada dalam taksi melihat Anna dan temannya sedang menangis, kemudian Azzam turun dari taksi dan menanyakan apa yang terjadi. Setelah mengetahui bahwa Anna telah menjadi korban pencopetan di bus dan barang belanjaannya (Kitab-kitab) tertinggal di dalam bus karena saking paniknya, lantas Azzam menawarkan bantuan untuk mengejar bus tersebut dengan taksi yang digunakannya. Setelah Azzam berhasil menolong mereka, Azzam pun langsung pamit, tidak ada proses kenalan sehingga Azzam tidak tahu nama kedua wanita tersebut. Namun, Anna sempat menanyakan nama Azzam, dan Azzam pun hanya menjawab sambil lalu "nama saya Abdulloh" (nama samaran) karena dia tidak ingin dikenal dan tidak ingin dibalas budinya. Setelah peristiwa itu, Anna menyadari bahwa Abdulloh (samaran Azzam) adalah pria idamannya, sesosok pria yang bisa melindungi kaum wanita dan menjadi pemimpin baginya. Azzam pun tidak menyadari bahwa Anna yang ditolongnya adalah wanita yang pernah ia coba lamar (karena dia hanya mengenal Anna dari rekomendasi Didi petet..huhu lupa nama tokohnya... dan Azzam pun pada saat belum pernah melihat foto Anna bahkan bertemu dengannya) namun ditolak oleh wali nya karena Anna sudah dilamar oleh teman karibnya sendiri, Furqon (seoarang mahasiswa S2 yang berasal dari keluarga kaya dengan gaya hidup yang mewah). Buat kalian yang belum nonton, gw ga mau tulis lebih banyak lagi, takutnya nanti kalian malah ga tertarik lagi tuk nonton hhehee

This movie is separated into two episodes and this thing is a little bit annoying for me. Because by the end of this movie is shown parts of the next eposide. It means we know some parts of this movie and actually this first episode movie is just average. 3 star from 5 star for KCB.

1 komentar: