Jumat, 26 November 2010

Unstoppable



Cast : Denzel Washington, Chris Pine, Rosario Dawson

Director : Tony Scott



Perusahaan kereta api berusaha menghentikan sebuah kereta barang tak berawak membawa cairan mudah terbakar dan gas beracun yang hilang kendali agar tidak menghancurkan kota. Sebelum terlambat, seorang veteran ahli mesin lokomotif (Denzel Washington) dan masinis muda (Chris Pine) berusaha untuk menghentikan kereta tersebut dari lokomotif yang berbeda




Unstoppable menandai kerjasama untuk ke-4 kalinya antara sutradara Tony Scott dan aktor kulit hitam peraih Oscar, Denzel Washington. Buat gw sendiri, film ini ibarat penebusan “dosa” sang sutradara saat setahun kemarin juga membuat sebuah film bertema kereta api, “The Taking of Pelham 123” yang bisa dibilang cukup gagal dari segi kualitas maupun perolehan box-office-nya. Belajar dari kesalahannya kemarin, “Unstoppable” berhasil tampil menegangkan, seru, dan bisa dibilang memuaskan para penggemar kereta api pada khususnya. Dari segi cast pun terhitung tepat dan efektif. Denzel Washington diduetkan dengan aktor muda yang tengah bersinar berkat film Star Trek tahun lalu, Chris Pine. Di tengah serangan sihir Harry Potter, film ini bisa dijadikan alternatif pilihan khususnya untuk penonton dewasa.

Kamis, 25 November 2010

i'm jealous

Aku iri dengan teman-teman yang masih bisa menikmati waktu dengan begitu bebas nya... bisa pergi kemana pun yang mereka mau.. dan kapan pun.. kini aku tak bisa lagi merasakan itu setiap hari... huhuhu...aku jadi kangen dengan masa-masa kuliah.. masa-masa yang penuh dengan perjuangan yang mengasyikan sekaligus menjengkelkan..

well... saat ini gw juga jomblo...as ussual biasa nelpon pacar kalo malem..sekarang ga ada yang bisa gw telp...alhasil kesepian deh... jadi iri kalo liat status temen2 fb gw yang pada romantis2an atau sekedar luapin perasaannya....zzzzzz

Senin, 22 November 2010

Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1




Kekuatan Voldemort semakin kuat. Ia menguasai seluruh Kementerian Sihir dan Hogwarts. Harry, Ron, dan Hermione memutuskan untuk menyelesaikan perjuangan Dumbledore dan menemukan horcruxes untuk mengalahkan Pangeran Kegelapan. Namun, sedikit harapan untuk mereka melakukan itu, sehingga segalanya harus berjalan seperti yang telah direncanakan.






Membagi seri terakhir Harry Potter ini menjadi 2 part tampaknya memang menjadi pilihan yang tepat. Selain mendatangkan keuntungan 2 kali lipat bagi produser, para penonton setia Mr. Potter pasti akan lebih terpuaskan. Sutradara 2 seri Harry Potter sebelumnya, David Yates kembali ditunjuk untuk menyutradarai seri terakhir ini dan hasilnya? Yah yah yah , Gini deh , sejelek atau sebagus apapun film Harry Potter, gw tetap mengagumi franchise satu ini sebagai fenomena tersendiri dalam dunia film. Opening scene film ini lumayan menyentuh buat gw, malah mungkin adalah best moment di film ini. Adegan Hermione menghilangkan ingatan orang-tuanya dan menghapus foto-foto dirinya was very touchin’!! Ditambah dengan ilustrasi musik hasil kerja keras komposer musik favorit gw, Alexandre Desplat , rasa sedih Hermione menjadi begitu terasa. Selanjutnya adegan kedatangan Snape ke kediaman Lucius Malfoy juga salah satu favorit gw, Snape keren banget waktu muncul.

Dari segi cerita, memang part. 1 ini tampak lebih mengarah ke drama, karena mungkin the epic finale’nya akan ada di part.2 nanti. Sutradara David Yates berusaha menghapus “kesalahannya” saat membuat seri “The Half-Blood Prince” dengan tidak memotong bagian-bagian yang penting dari bukunya. Well, menurut gw sendiri, kelemahan Yates adalah dia kurang mampu membuat koreografi pertarungan sihir yang seru sehingga adegan pertarungan sihir pun berjalan so-so. Namun, yang patut diacungi jempol adalah cara Yates dalam mengambarkan kisah “The Tales of Beedle the Bard” ke dalam format animasi which is so cool.