Senin, 22 November 2010

Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1




Kekuatan Voldemort semakin kuat. Ia menguasai seluruh Kementerian Sihir dan Hogwarts. Harry, Ron, dan Hermione memutuskan untuk menyelesaikan perjuangan Dumbledore dan menemukan horcruxes untuk mengalahkan Pangeran Kegelapan. Namun, sedikit harapan untuk mereka melakukan itu, sehingga segalanya harus berjalan seperti yang telah direncanakan.






Membagi seri terakhir Harry Potter ini menjadi 2 part tampaknya memang menjadi pilihan yang tepat. Selain mendatangkan keuntungan 2 kali lipat bagi produser, para penonton setia Mr. Potter pasti akan lebih terpuaskan. Sutradara 2 seri Harry Potter sebelumnya, David Yates kembali ditunjuk untuk menyutradarai seri terakhir ini dan hasilnya? Yah yah yah , Gini deh , sejelek atau sebagus apapun film Harry Potter, gw tetap mengagumi franchise satu ini sebagai fenomena tersendiri dalam dunia film. Opening scene film ini lumayan menyentuh buat gw, malah mungkin adalah best moment di film ini. Adegan Hermione menghilangkan ingatan orang-tuanya dan menghapus foto-foto dirinya was very touchin’!! Ditambah dengan ilustrasi musik hasil kerja keras komposer musik favorit gw, Alexandre Desplat , rasa sedih Hermione menjadi begitu terasa. Selanjutnya adegan kedatangan Snape ke kediaman Lucius Malfoy juga salah satu favorit gw, Snape keren banget waktu muncul.

Dari segi cerita, memang part. 1 ini tampak lebih mengarah ke drama, karena mungkin the epic finale’nya akan ada di part.2 nanti. Sutradara David Yates berusaha menghapus “kesalahannya” saat membuat seri “The Half-Blood Prince” dengan tidak memotong bagian-bagian yang penting dari bukunya. Well, menurut gw sendiri, kelemahan Yates adalah dia kurang mampu membuat koreografi pertarungan sihir yang seru sehingga adegan pertarungan sihir pun berjalan so-so. Namun, yang patut diacungi jempol adalah cara Yates dalam mengambarkan kisah “The Tales of Beedle the Bard” ke dalam format animasi which is so cool.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar